Tuesday, 20 February 2018

GANGGUAN HEMATURIA

GANGGUAN HEMATURIA

Hematuria adalah istilah medis yang menandakan adanya darah di dalam urine. Urine akan berubah warna menjadi kemerahan atau sedikit kecokelatan. Urine yang normal tidak mengandung darah sedikitpun, kecuali pada wanita yang sedang menstruasi. Hematuria sering terlihat sangat menakutkan dan menimbulkan kekhawatiran, namun kondisi ini jarang menjadi pertanda penyakit yang membahayakan nyawa Anda. Meski begitu, Anda harus segera memeriksakannya ke dokter untuk mengetahui penyebab munculnya darah di dalam urine.
Terkadang, terdapat pula darah yang muncul di dalam urine meski tidak kasat mata. Kondisi ini sering disebut sebagai hematuria mikroskopik. Darah yang terkandung dalam urine hanya bisa dilihat di laboratorium dengan memakai mikroskop. Meski begitu, dokter tetap perlu memeriksa penyebab munculnya darah dalam urine.
Hematuria-Alodokter
Darah yang ada dalam urine umumnya berasal dari sistem saluran kemih, seperti:
  • Kandung kemih. Tempat menyimpan urine.
  • Uretra. Saluran yang dilewati urine dari kandung kemih menuju ke luar tubuh.
  • Ureter. Saluran dari ginjal menuju ke kandung kemih.
  • Ginjal. Organ yang berfungsi menyaring darah.
Hematuria pada umumnya muncul akibat kondisi medis lain yang mendasarinya. Pengobatan yang diberikan akan disesuaikan dengan penyakit yang mendasari tersebut. Misalnya, jika hematuria disebabkan oleh infeksi saluran kemih, maka dokter akan memberikan resep antibiotik. Namun jika disebabkan oleh batu ginjal, pengobatan bisa dilakukan dengan obat pereda sakit, obat tamsulosin untuk memperlancar keluarnya batu, hingga operasi. Periksakan diri ke dokter jika Anda merasa warna urine tidak seperti biasanya.

Gejala Hematuria

Tanda-tanda yang jelas terlihat dari hematuria adalah perubahan warna urine menjadi merah muda, kemerahan, atau kecokelatan karena mengandung sel darah merah. Umumnya hematuria tidak terasa sakit, tapi jika muncul darah yang menggumpal bersama dengan urine, kondisi ini akan menjadi menyakitkan.
Beberapa kasus hematuria memang tidak disertai gejala lain sama sekali. Namun ada juga yang mengalami lebih dari hematuria. Gejala-gejala yang menyertai hematuria akan tergantung pada penyebab dasarnya, seperti frekuensi buang air kecil yang meningkat, sakit pada perut bagian bawah, atau bahkan kesulitan buang air kecil. Masing-masing ini akan kita bahas lebih mendalam di bagian penyebab terjadinya hematuria.

Penyebab Terjadinya Hematuria

Untuk mengetahui dengan pasti apakah terdapat darah pada urine dan memastikan penyebabnya, Anda disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter. Berikut ini beberapa penyebab umum munculnya darah dalam urine.
  • Infeksi saluran kemih. Kondisi ini terjadi ketika bakteri memasuki tubuh melalui uretra dan berkembang biak di dalam kandung kemih. Gejala lain selain hematuria adalah keinginan untuk terus buang air kecil, sakit dan sensasi rasa terbakar saat buang air kecil, dan urine yang beraroma kuat.
  • Infeksi ginjal. Gejala yang lainnya adalah demam dan juga sakit pada sisi punggung bagian bawah.
  • Batu ginjal. Jika batu cukup kecil, kondisi ini tidak menimbulkan rasa sakit. Tapi jika batu berukuran besar dan menghalangi salah satu saluran dari ginjal, akan menyebabkan sakit yang parah.
  • Pembengkakan kelenjar prostat. Kondisi yang umum ini tidak terkait dengan kanker prostat dan cenderung terjadi pada pria dewasa. Kondisi ini bisa menyebabkan kesulitan buang air kecil dan sering buang air kecil.
  • Kanker prostat. Kondisi ini bisa disembuhkan jika diketahui dan ditangani sejak dini. Cenderung terjadi pada pria berusia di atas 50 tahun. Perkembangan kondisi ini sangat perlahan.
  • Kanker kandung kemih. Kondisi ini lebih sering terjadi pada mereka yang berusia di atas 50 tahun.
  • Kanker ginjal. Kondisi ini biasanya terjadi pada orang-orang di atas usia 50 tahun. Kanker ini bisa disembuhkan apabila terdeteksi dan diobati sejak dini.
  • Peradangan pada uretra. Kondisi yang umumnya disebabkan oleh penyakit menular seksual seperti klamidia, akibat terinfeksi bakteri klamidia.
  • Kelainan genetik. Anemia sel sabit adalah kerusakan hemoglobin sel darah karena faktor keturunan. Kondisi ini bisa menyebabkan munculnya darah dalam urine. Selain anemia sel sabit, sindrom Alport juga bisa menyebabkan hematuria. Sindrom ini memengaruhi jaringan penyaring pada ginjal.
  • Obat-obatan. Obat anti kanker seperti cyclophosphamide dan penicillin bisa menyebabkan hematuria. Terkadang, kemunculan darah di urine juga bisa dipengaruhi oleh obat-obatan antikoagulan seperti aspirin dan obat pengencer darah seperti heparin.
  • Olahraga secara berlebihan. Kondisi ini mungkin jarang sekali terjadi dan tidak diketahui dengan pasti kenapa bisa menyebabkan terjadinya hematuria, tapi salah satu keterkaitannya adalah karena terjadi trauma pada kandung kemih yang mengalami dehidrasi akibat aktivitas fisik yang berlebihan.
Selain hematuria, ada hal lain yang bisa menyebabkan urine berubah warna menjadi merah muda, kemerahan, atau kecokelatan. Makanan dan obat-obatan bisa menjadi salah satu penyebab perubahan warna urine. Buah bit dan beri bisa mengubah warna urine jadi berwarna merah. Lalu obat-obatan seperti antibiotik nitrofurantoin dan obat laksatif sanna bisa membuat warna urine berubah menjadi kemerahan.
Perubahan warna yang disebabkan oleh makanan dan obat seperti di atas akan menghilang dalam beberapa hari. Jika Anda seorang wanita, pastikan darah yang keluar bukan akibat menstruasi.

Diagnosis Hematuria

Untuk memastikan bahwa perubahan warna pada urine disebabkan oleh adanya darah, dokter akan melakukan tes urine. Setelah tes urine, Anda mungkin perlu melakukan tes darah untuk memeriksa fungsi ginjal.
Tes pencitraan CT scanultrasound ginjal, dan pyelografi intravena bisa dilakukan untuk mengenali apakah terdapat batu ginjal atau kelainan lain pada sistem saluran kemih. Dokter juga akan menanyakan beberapa hal, termasuk riwayat kesehatan Anda.
Tes pengambilan sampel jaringan seperti sistoskopi dan biopsi ginjal adalah prosedur lebih intensif yang akan dilakukan jika penyebab hematuria masih belum diketahui. Sistoskopi dilakukan untuk menentukan apakah terdapat sel abnormal atau sel kanker pada kandung kemih. Sedangkan biopsi ginjal dilakukan untuk mencari tahu apakah terdapat kondisi tertentu pada ginjal Anda.

Pengobatan dan Pencegahan Hematuria

Tidak ada pengobatan khusus untuk menangani hematuria, terlebih jika gejalanya tidak serius. Untuk menangani kasus hematuria, umumnya dokter akan fokus menangani penyakit lain yang diduga menjadi penyebab munculnya hematuria, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Penanganan itu dilakukan dengan cara:
  • Memberikan antibiotik untuk mengobati infeksi saluran kemih,
  • Memberikan resep obat untuk meredakan pembengkakan prostat.
  • Melakukan shock wave therapy atau terapi gelombang kejut untuk memecahkan batu ginjal dan kandung kemih.
Jika dokter tidak menemukan penyebab utama hematuria, Anda akan diminta untuk melakukan tes urine dan dokter akan memantau kondisi tekanan darah Anda setiap tiga sampai enam bulan sekali. Agar terhindar dari hematuria, Anda harus mencegah beberapa penyakit yang berpotensi menyebabkan hematuria, di antaranya:
  • Batu ginjal. Agar terhindar dari penyakit batu ginjal, Anda disarankan agar meminum banyak air mineral, membatasi konsumsi garam, makanan yang mengandung protein dan oksalat seperti bayam.
  • Kanker ginjal. Untuk mencegah kanker ginjal, hentikan kebiasaan merokok, mengendalikan berat badan, mengonsumsi makanan yang sehat dan teratur, rajin berolahraga, serta jauhkan diri dari paparan bahan kimia beracun.
  • Infeksi saluran kemih. Untuk mengurangi risiko terkena infeksi saluran kemih, usahakan agar mengonsumsi air mineral dan buang air kecil saat merasakan tekanan. Khusus untuk wanita, Anda wajib membersihkan organ vital dari depan ke belakang setelah buang air kecil dan hindari penggunaan produk pembersih area kewanitaan karena justru bisa menyebabkan iritasi di organ vital Anda.
  • Kanker kandung kemih. Berhenti merokok, menghindari paparan bahan kimia, mengonsumsi banyak air mineral bisa membantu Anda dalam mengurangi risiko terkenda kanker kandung kemih.

Pencegahan Hematuria

Secara garis besar, hematuria tidak dapat dicegah. Namun ada beberapa strategi pencegahan yang dapat Anda lakukan untuk menurunkan risiko terjangkitnya penyakit yang menyebabkan hematuria, antara lain:
  • Infeksi saluran kemih. Untuk menurunkan risiko infeksi saluran kemih, minumlah air putih dalam jumlah yang mencukupi, tidak menahan kencing, serta membersihkan vagina dari arah depan ke belakang (anus) bagi para wanita.
  • Batu ginjal. Untuk mencegah terjadinya batu ginjal, perbanyak konsumsi air putih dan kurangi konsumsi makanan yang tinggi garam, protein, dan oksalat seperti bayam dan talas.
  • Kanker kandung kemih. Hindari atau hentikan kebiasaan merkok, hindari paparan terhadap bahan-bahan kimia, serta minumlah air dalam jumlah banyak untuk mengurangi risiko terjadinya kanker kandung kemih.
  • Kanker ginjal. Anda dapat mengurangi risiko untuk menderita kanker ginjal dengan cara menghindari atau menghentikan kebiasaan merokok, menjaga berat badan agar tetap dalam batas normal, makan makanan yang bergizi, olahraga teratur, serta mengurangi paparan terhadap bahan-bahan kimia.

Faktor yang Meningkatkan Risiko Hematuria

Hematuria bisa terjadi pada siapa pun, termasuk pada anak-anak dan remaja. Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko kemunculan hematuria, di antaranya:
  • Infeksi. Ginjal yang mengalami peradangan karena pengaruh virus atau bakteri bisa meningkatkan risiko hematuria.
  • Usia. Sebagian besar pria berusia di atas 50 tahun mengalami hematuria karena pengaruh pembengkakan kelenjar prostat.
  • Keturunan. Jika keluarga Anda memiliki riwayat hematuria, batu ginjal, atau penyakit ginjal lainnya, Anda berpotensi mengalami hematuria.
  • Pengobatan tertentu. Penggunaan obat-obatan seperti aspirin, obat anti inflamasi non steroid dan antibiotik tertentu bisa meningkatkan risiko hematuria.
  • Jenis kelamin. Mayoritas wanita pernah mengalami infeksi saluran kemih paling tidak sekali seumur hidup. Hal itu menyebabkan terjadinya hematuria.
  • Olahraga berlebihan. Pelari jarak jauh sangat rentan terhadap pendarahan di urine. Kondisi ini sering disebut sebagai hematuria jogger. Bukan hanya pelari, siapapun yang berolahraga secara berlebihan berpotensi merasakan gejala-gejala hematuria.
SUMBER : http://www.alodokter.com/hematuria


ARTIKEL ZAT

1. Apakah tubuh mengeluarkan zat sis?
2. Identifikasi zat sisa yang dikeluarkan tubuh
3. Mengapa zat sisa yang ada di dalam tubuh harus di keluarkan
4. Bagaimana dampaknya jika zat sisa dalam tubuh tidak dikeluarkan
5. Macam-macam sistem ekskresi
6. Cara menjaga kesehatan
7. Video tubuh mengeluarkan zat sisa dan gambar sistem ekskresi

1. Apakah tubuh mengeluarkan zat 

Setiap makhluk hidup mengeluarkan zat sisa agar tidak membahayakan dan meracuni tubuhnya. Alat ekskresi pada manusia berupa paru-paru, kulit, ginjal, dan anus. Paru-paru mengeluarkan zat sisa berupa karbon dioksida dan uap air. Kulit mengeluarkan zat sisa berupa keringat yang terdiri dari air, urea, dan garam. Ginjal mengeluarkan zat sisa berupa urin yang terdiri dari air, garam, dan urea. Anus merupakan poros sistem pencernaan yang mengeluarkan zat sisa berupa tinja, air, dan garam.Bagaimana tumbuhan mengeluarkan zat sisa? Pengeluaran zat sisa pernapasan pada tumbuhan dilakukan melalui stomata dan lentisel.Ekskresi adalah proses pengeluaran sisa-sisa metabolisme tubuh. Dalam proses oksidasi makanan selain menghasilkan energi, tubuh organisme juga menghasilkan zat sisa yang harus dikeluarkan dari tubuh. Apabila zat sisa tersebut tidak dikeluarkan akan membahayakan tubuh. Contoh: Manusia mengeluarkan karbondioksida melalui paru–paru, ikan mengeluarkan karbondioksida melalui insang.Oksidasi zat makanan serta pertukaran zat di dalam tubuh makhluk hidup (metabolisme) selain menghasilkan energi juga menghasilkan zat sisa yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Kadar zat sisa yang tinggi jika tidak dibuang akan membahayakan tubuh. Contoh paruparu dan insang mengeluarkan CO2 dan uap air, kulit mengeluarkan keringat, dan ginjal mengeluarkan urine. Tumbuhan mengeluarkan zat sisa melalui stomata.Jadi salah satu ciri makhluk hidup adalah mengeluarkan zat sisa (Ekskresi), ketika makhluk hidup tidak bisa lagi mengeluarkan zat sisa maka mkhluk hidup tersebut berada dalam kondisi tidak sehata dan dapat menimbulkan kematian terhadap makhluk hidup tersebut.Mengidentifikasi zat sisa yang dikeluarkan oleh tubuh 

2. IDENTIFIKASI ZAT YANG DIKELUARKAN OLEH TUBUH

Apakah tubuh kita mengeluarkan sampah? Coba identifikasi sampah-sampah yang dikeluarkan oleh tubuhmu. Tulislah sampah yang dikeluarkan oleh tubuh.
·       >Ya,tubuh kita mengeluarkan sampah
·       >Sampah-sampah yang dikeluarkan pada system ekskresi adalah


Ginjal:Jadi, sampah yang dikeluarkan oleh ginjal adalah urine. Proses pembentukan urine melalui 3 tahapan yaitu filtrasi, reabsorbsi, dan augmentasi

 Kulit: Kulit termasuk organ ekskresi karena terdapat kelenjar keringat.

Paru-paru:Jadi, tugas paru-paru adalah meneluarkan karbon dioksida dan uap air yang tidak digunakan lagi oleh tubuh.

Hati. Sisa-sisa pencernaan protein yang berupa urea dibentuk juga di dalam hati. Urea kemudian dibawa oleh darah dan selanjutnya masuk ke dalam ginjal. Akhirnya, dari ginjal dikeluarkan bersama-sama dengan urin.

Mengapa sampah-sampah dalam tubuhmu harus dikeluarkan?

>  Karena sampah sampah tubuh merupakan racun yang  harus dikeluarkan.

Bagaimana jika sampah-sampah dalam tubuhmu tidak dikeluarkan?

>Sampah itu akan menumpuk di dalam tubuh sehingga akan menyebabkan penyumbatan saluran tertentu. Serta sampah itu akan membusuk di dalam tubuh dan dapat menjadi racun di dalam tubuh. Dan juga dapat menimbulkan kematian 



3. MENGAPA ZAT SISA YANG ADA DALAM TUBUH HARUS SEGERA DIKELUARKAN


Dalam beberapa saat, zat sisa metabolisme tersebut akan mengalami pembusukan dan menimbulkan gas. Gas inilah yang bersifat racun dan bisa memicu penyakit atau kelainan yang tak diinginkan. Zat sisa hasil metabolisme tersebut antara lain NH3, CO2, H2O, zat warna empedu, asam urat dan lain lain.

H2O di dalam tubuh dengan jumlah berlebihan bisa memicu kelainan pada sistem pencernaan. Sementara NH3 atau amonia yang merupakan hasil pembongkaran makanan bersifat racun terhadap sel sel dalam tubuh, demikian halnya dengan zat warna empedu. Sementara itu CO2 dalam jumlah berlebih juga akan memicu kelainan pada sistem pernapasan. 

Asam urat juga adalah racun bagi tubuh meski tidak sekuat amonia. 
Zat sisa metabolisme adalah zat yang dihasilkan sebagai sisa proses metabolisme yang merubah makanan dengan bantuan oksigen menjadi energi.

Zat sisa metabolisme ini berupa karbon dioksida (CO2), amonia (NH3), urea serta air.

Zat sisa metabolisme yang berupa cairan ini dijeluarkan melalui sistem eksresi yaitu ginjal dan kulit. Sementara zat sisa yang berupa karbon dioksida dan uap air dikeluarkan dari paru-paru melalui pernafasan.

4. DAMPAKJIKA ZAT SISA TIDAK SEGERA DIKELUARKAN 

Zat sisa metabolisme ini harus dikeluarkan dari tubuh karena berbahaya. 

Misalnya kadar urea yang berlebih dalam darah atau yang diaebut sebagai uremia, ini akan membuat kita menjadi muntah-muntah, detak jantung tidak teratur, susah nafas bahkan kematian. Kadar urea berlebih ini timbul karena urea tidak bisa dikeluarkan dari darah dan dari tubuh. Hal ini bisa disebabkan karena gagal ginjal.

Sementara itu bila kadar karbon dioksida di darah berlebih atau hypercapnia, maka akan membuat tubuh menjadi lemas, kepala pusing dan tekanan darah tinggi. Kelebihan kadar karbon dioksida ini terjadi bila paru-paru gagal menyaring karbon dioksida tersebut dari darah, misalnya karena kanker.

5. MACAM-MACAM SISTEM EKSKRESI

a. Ginjal

Ginjal adalah organ ekskresi yang mengekskresikan urine. Urine didapatkan setelah ginjal menyaring darah. Proses penyaringan darah terdiri dari tiga tahapan yaitu filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi. Berikut adalah fungsi ginjal:
  1. Menyaring darah.
  2. Menjaga keseimbangan pH darah.
  3. Menjaga kadar mineral dan air di dalam darah
b. Paru-Paru
Paru-paru adalah organ ekskresi yang mengekskresikan karbon dioksida dan uap air. Karbon dioksida dan uap air merupakan hasil metabolisme di mitokondria. Selain itu, paru-paru juga merupakan organ pernapasan yang berfungsi sebagai alat respirasi. Proses ekskresi karbon dioksida dan uap air harus melalui sistem pernapasan pada manusia. Berikut adalah beberapa fungsi paru-paru:
  1. Mengekskresikan karbon dioksida dan uap air.
  2. Respirasi.
  3. Mengendalikan pH darah.

 c. Hati

Hati atau liver adalah organ yang mengekskresi empedu yang merupakan hasil dari perombakan sel darah merah. Selain sebagai salah satu alat ekskresi, hati juga berperan penting bagi beberapa sistem organ seperti pencernaan dan peredaran darah. Berikut adalah beberapa fungsi hati:
  1. Tempat pembongkaran sel darah merah yang sudah tua.
  2. Sebagai penawar racun dan obat-obatan.
  3. Menyimpan gula dalam bentuk glikogen.
d. Kulit
Kulit adalah bagian tubuh terluar yang terdiri dari tiga lapisan yaitu epidermis, dermis, dan subkutaneus. Selain untuk menutupi dan melindungi tubuh, kulit juga berfungsi sebagai salah satu alat ekskresi yaitu mengekskresikan keringat. Keringat dikeluarkan untuk mengatur suhu tubuh. Berikut adalah beberapa fungsi kulit:

  1. Mengatur penguapan.
  2. Menjaga suhu tubuh.
  3. Mengeluarkan keringat.

6. Cara menjaga kesehatan tubuh

a. Penuhi makanan yang berserat
Tubuh membutuhkan makanan yang mengandung serat untuk menjaga tubuh dari serangan bakteri, serat juga berfungsi untuk merangsang kelancaran pengeluaran kotoran dari dalam tubuh kita melalui aktivitas saluran usus. Kotoran dalam tubuh kita akan mudah dikeluarkan jika kebutuhan serat terpenuhi. Jika kotoran dalam tubuh susah dikeluarkan akibat kurang serat, maka kotoran di dalam tubuh dapat menumpuk sehingga dapat menjadi racun dalam tubuh serta menyebabkan penyakit . Penuhi kebutuhan tubuh anda dengan serat yang cukup. Makanan yang mengandung serat tinggi diantaranya :
  • Buah kiwi – Kiwi merupakan buah yang mengandung serat tertinggi dibanding buah lainnya. Kandungan serat dalam buah kiwi 3,0 gram/ 100 gram serat. Anda dapat mengkonsumsi kiwi dengan dibuat jus atau di buat menu lain yang anda sukai seperti sup buah. Untuk menghindari kebosanan dengan hanya memakan buah kiwi secara langsung.
  • Kacang merah – Kacang merah juga termasuk makanan yang mengandung serat tinggi. Selain serat tinggi kacang merah mengandung protein dan zat besi yang sangat baik untuk kesehatan tubuh.
  • Buah alpukat – Alpukat mengandung serat tinggi yang baik untuk kesehatan tubuh. Alpukat mengandung lemak tak jenuh yang dapat mengurangi resiko terkena penyakit jantung serta dapat menurunkan kolesterol. Buah ini bisa dikonsumsi dengan berbagai menu seperti juz, dimakan dengan susu, es buah serta menu lain yang seseai dengan selera anda.
  • Jagung – Jagung merupakan makanan yang dapat menggantikan nasi atau makanan pokok karena kandungan karbohidrat didalamnya. Selain makanan yang mengandung karbohidrat, jagung mengandung serat yang cukup tinggi. Jagung dapat dikonsumsi dengan dibuat sayur, puding, atau cemilan seperti popcorn.
  • Buncis- Buncis termasuk sayuran yang mengandung serat tinggi. Selain mengandung serat tinggi buncis juga mengandung antioksidan yang baik untuk kesehatan tubuh serta mencegah serangan penyakit jantung atau kanker.
  • Oatmeal – Oatmeal merupakan makanan yang mengandung serat tinggi. Konsumsi oatmeal untuk sarapan sangat bagus untuk kesehatan tubuh. Oatmeal juga merupakan makanan kaya serat dengan tipe khusus sebagai makanan untuk menurunkan kolesterol dalam tubuh. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh yaitu seratnya bernama beta glucan.
  • Kacang polong – Kacang polong merupakan jenis kacang-kacangan yang mengandung serat tinggi. Satu cangkir kacang polong mengandung 16,3 gram serat.
b. Sarapan sebelum jam 9
Sarapan sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh kita. Telah disepakati oleh beberapa ahli bahwa sarapan yang paling baik yaitu sarapan sebelum jam 9 pagi. Sarapan sangat penting karena pada pagi hari kondisi perut kita kosong karena telah diproses saat kita istirahat di malam hari yaitu sekitar 7 sampai 8 jam.
Sarapan menjadi sumber energi kita untuk melakukan aktivitas pada siang hari. Meninggalkan sarapan pagi dapat menyebabkan tubuh menjadi lemas, lesu, kurang bertenaga serta susah untuk berpikir. Pada anak-anak sarapan bisa meningkatkan kekuatan dan kecerdasan dalam berpikir sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar. Sarapan bagi dapat memenuhi kebutuhan energi sebanyak 15 sampai 30% dari kebutuhan energi dan gizi harian. Selain memenuhi kebutuhan energi tubuh sarapan ternyata juga dapat mencegah obesitas dan hipokolesterol.
c. Mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna
Penuhilah hak tubuh untuk mendapatkan makanan 4 sehat 5 sempurna. Makanan 4 sehat 5 sempurna meliputi nasi, lauk, sayur, buah dan susu. Nasi merupakan makanan pokok sebagai sumber karbohidrat, lauk sebagai sumber protein, sayuran sebagi sumber mineral dan buah sebagai sumber vitamin. Susu sebagi penyempurna untuk kebutuhan untuk meningkatkan energi dan memenuhi kebutuhan tulang kita.
Untuk mendapatkan menu makanan 4 sehat 5 sempurna tidak harus dengan biaya mahal. Banyak buah, sayur serta lauk sehat yang dapat dibeli dengan harga yang terjangkau. Tidak perlu mahal yang penting kandungan kebutuhan nutrisi manusia yang dibutuhkan tubuh terpenuhi secara sempurna agar tubuh tetap sehat.
d. Jaga kebersihan dan kehigienisan makanan
Semua makanan yang anda konsumsi harus dipastikan kebersihannya. Makanan seperti buah dan sayur cucilah terlebih dahulu sebelum anda mengkonsumsinya. Jika memasak makanan, masaklah sampai matang yang sempurna. Makanan yang belum matang secara sempurna memiliki resiko masih mengandung bakteri yang dapat membahayakan kesehatan tubuh anda.
e. Hindari terlalu sering mengkonsumsi makanan instan
Makanan instan mempunyai keunggulan praktis disajikan serta enak tetapi memiliki lebih banyak efek negatif buat kesehatan tubuh. Makanan instan sangat bersahabat bagi anda yang sibuk dengan aktivitas dan pekerjaan seperti pekerja kantor atau mahasiswa. Salah satu makanan instan yang mudah disajikan yaitu mie instan. Jangan terlalu sering mengkonsumsi mie instan karena banyak kandungan zat kimia di dalamnya seperti natrium polifosfat, natrium karbonat, kalium karbonat, zat lilin serta pewarna makanan yang semua zat tersebut tidak baik jika terlalu sering masuk kedalam tubuh kita. (Baca juga : bahaya makan mie instan – efek samping mie instan)
Kita bukan berarti tidak boleh mengkonsumsi sama sekali makanan instan tetapi jangan terlalu sering, maksimal seminggu sekali. Dalam memasak mie instan juga dengan cara yang benar yaitu jangan memasak bumbu mie dalam api yang menyala tetapi taburkan bumbu saat mie telah selesai dimasak dan berada didalam piring. Saat memasak mie air hasil masakan diganti dengan yang baru, karena mie mengandung lilin sehingga air hasil masakan mie banyak mengandung lilin dan jika masuk kedalam tubuh akan berbahaya.
f. Kontrol porsi makan
Porsi makan yang berlebihan bukan akan menambah kesehatan tubuh tetapi justru dapat menimbulkan banyak penyakit. Jika porsi makan anda terlalu banyak maka resiko gemuk akan semakin tinggi. Orang yang gemuk akan lebih mudah terserang berbagai penyakit serta obesitas. Makanlah dengan porsi yang wajar.
g. Perbanyak minum air putih
Kebutuhan tubuh terhadap air putih setiap hari yaitu minimal 1,5 liter atau setara dengan sekitar 8 gelas. Air putih dibutuhkan oleh tubuh untuk memenuhi kebutuhan tubuh terhadap cairan. Tubuh kita 70% terdiri dari cairan sehingga kebutuhan terhadap air putih perlu untuk dipenuhi. Cara menjaga kesehatan tubuh dengan manfaat air putih, tidak bisa digantikan oleh air yang lain. Air putih merupakan air yang paling sehat untuk tubuh serta tidak berbahaya untuk tubuh. Manfaat yang diketahui orang awam mungkin hanya menghilangkan rasa haus dalam tubuh, tetapi sebenarnya air putih memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh kita.
Beberapa manfaat air putih untuk tubuh seperti :
  • Menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh
  • Mengontrol kalori dalam tubuh
  • Meningkatkan energi
  • Membantu mengeluarkan racun dalam tubuh
  • Membantu menjaga fungsi ginjal agar tetap baik
  • Meningkatkan produktivitas dalam tubuh
  • Meningkatkan fungsi otak
  • Melancarkan sistem peredaran darah
  • Mengobati sakit kepala
Dengan melihat fakta banyaknya manfaat air putih, mulai sekarang minumlah air putih yang banyak agar tubuh tetap sehat. (baca juga : bahaya kurang minum air putih – akibat kelebihan air putih)
h. Kurangi minum kopi
Bagi anda penggemar kopi kurangi konsumsi kopi anda jika anda ingin agar tubuh anda tetap sehat. Kopi mengandung bahaya kafein yang jika dikonsumsi dalam kadar yang banyak akan menimbulkan efek negatif pada kesehatan tubuh. Kandungan kafein yang tinggi di dalam kpo dapat memperlambat kinerja jantung.
i. Hindari mengkonsumsi minuman isotonik terlalu sering
Minuman isotonik yang banyak dijual memang memiliki rasa yang lebih enak tetapi jika kita terlalu sering mengkonsumsinya maka tidak baik untuk kesehatan tubuh. Minuman isotonik banyak mengandung bahan kimia serta pengawet yang tidak baik untuk kesehatan tubuh. Lebih baik jika anda mengkonsumsi minuman juz atau air kelapa.
Jus dari buah yang segar akan memenuhi kebutuhan vitamin dalam tubuh, air kelapa yang mempunyai banyak manfaat bagi tubuh akan membantu mengeluarkan racun yang ada didalam tubuh anda. Air kepala sangat bagus untuk kesehatan tubuh karena kandungan didalamnya yang alami dapat menggantikan ion-ion tubuh yang hilang karena aktifitas seharian. Air kepala juga bagus untuk kesehatan ibu hamil.
j. Hindari kebiasaan begadang
Bagi yang melakukan banyak aktivitas di siang hari maka hindarilah begadang pada malam harinya. Begadang akan membuat kondisi tubuh menjadi kurang sehat karena angin malam todak bagus untuk tubuh. Akibat begadang malamdapat menyebabkan banyak penyakit pada tubuh kita seperti :
  • masalah berat badan
  • sistem kekebalan tubuh melemah
  • penyakit jantung, diabetes, stroke, tekanan darah tinggi, sakit kepala, refleks lemah, mengurangi harapan hidup

  • dalam jangka panjang bisa terjadi kerusakan sel-sel saraf pada otak

7. VIDEO TUBUH MENGELUARKAN ZAT SISA BESERTA GAMBAT SISTEM EKSKRESI

Hasil gambar untuk GAMBAR ORGAN SISTEM EKSKRESI




Gambar sistem ekskresi :



1. GINJAL




2. KULIT





3. PARU-PARU






4. HATI

SUMBER :  
http://www.tugassekolah.com/2014/05/mengeluarkan-zat-sisa-ekskresi-biologi.html , 
http://nadivaaap.blogspot.co.id/2017/01/zat-yang-dikeluarkan-manusia.html , https://brainly.co.id/tugas/509346 ,
https://brainly.co.id/tugas/2993614 , 
https://halosehat.com/gaya-hidup/cara-hidup-sehat/cara-menjaga-kesehatan-tubuh
http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2015/06/4-bagian-sistem-ekskresi-dan-fungsinya.html

Monday, 19 February 2018

GANGGUAN ALBUMINURIA

GANGGUAN ALBUMINURIA

Pengertian Albuminuria Albuminuria adalah suatu kondisi di mana urin mengandung protein albumin yang banyak. Albumin adalah protein utama yang terdapat dalam darah, sehingga albuminuria disebut juga sebagai proteinuria. Protein merupakan senyawa kompleks yang terdapat di hampir semua bagian tubuh, termasuk otot, tulang, rambut, dan kuku.Protein yang berada dalam aliran darah juga melakukan sejumlah fungsi penting seperti melindungi tubuh dari infeksi, membantu pembekuan darah, dan menjaga keseimbangan cairan di seluruh tubuh. Bagaimana mekanisme terjadinya albuminuria? Saat darah melewati ginjal yang sehat, maka ginjal akan menyaring produk limbah dan zat-zat sisa yang tidak dibutuhkan oleh tubuh lalu membuangnya melalui urin. Sedangkan albumin dan protein lain merupakan zat yang masih diperlukan oleh tubuh sehingga tidak dikeluarkan. Namun, ketika ginjal mengalami kerusakan dalam menyaring, maka protein dari darah dapat bocor ke dalam urin. Jika proteinuria tidak terkontrol, peningkatan jumlah protein dalam urin dapat menyebabkan kerusakan ginjal menjadi lebih berat. Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan gagal ginjal. Penyebab Albuminuria Dua faktor risiko yang paling umum yang dapat menyebabkan albuminuria adalah sebagai berikut: Diabetes Tekanan darah tinggi (hipertensi) Keduanya dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal, sehingga menyebabkan albuminuria atau proteinuria. Contoh penyebab albuminuria selain darah tinggi dan diabetes meliputi: Obat-obatan Trauma atau cedera Racun Infeksi Gangguan sistem kekebalan tubuh Peningkatan produksi protein di dalam tubuh dapat menyebabkan proteinuria. Contoh termasuk multiple myeloma dan amiloidosis . Faktor risiko lainnya termasuk: Kegemukan Usia di atas 65 tahun Riwayat keluarga penyakit ginjal Preeklamsia ( tekanan darah tinggi dan proteinuria pada kehamilan ) Gejala Albuminuria Albuminuria tidak memiliki tanda-tanda atau gejala pada tahap awal. Banyaknya protein dalam urin dapat ditandai dengan urin yang berbusa. Disamping itu, karena protein telah meninggalkan tubuh, darah tidak bisa lagi menyerap cukup cairan, sehingga dapat terjadi pembengkakan di tangan, kaki, perut, atau wajah. Pembengkakan ini disebut edema. Ini adalah tanda-tanda hilangnya protein (proteinuria) dalam jumlah besar dan menunjukkan bahwa penyakit ginjal telah berkembang. Protein yang berada dalam aliran darah juga melakukan sejumlah fungsi penting seperti melindungi tubuh dari infeksi, membantu pembekuan darah, dan menjaga keseimbangan cairan di seluruh tubuh. Bagaimana mekanisme terjadinya albuminuria? Saat darah melewati ginjal yang sehat, maka ginjal akan menyaring produk limbah dan zat-zat sisa yang tidak dibutuhkan oleh tubuh lalu membuangnya melalui urin. Sedangkan albumin dan protein lain merupakan zat yang masih diperlukan oleh tubuh sehingga tidak dikeluarkan. Namun, ketika ginjal mengalami kerusakan dalam menyaring, maka protein dari darah dapat bocor ke dalam urin. Jika proteinuria tidak terkontrol, peningkatan jumlah protein dalam urin dapat menyebabkan kerusakan ginjal menjadi lebih berat. Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan gagal ginjal. Penyebab Albuminuria Dua faktor risiko yang paling umum yang dapat menyebabkan albuminuria adalah sebagai berikut: Diabetes Tekanan darah tinggi (hipertensi) Keduanya dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal, sehingga menyebabkan albuminuria atau proteinuria. Contoh penyebab albuminuria selain darah tinggi dan diabetes meliputi: Obat-obatan Trauma atau cedera Racun Infeksi Gangguan sistem kekebalan tubuh Peningkatan produksi protein di dalam tubuh dapat menyebabkan proteinuria. Contoh termasuk multiple myeloma dan amiloidosis . Faktor risiko lainnya termasuk: Kegemukan Usia di atas 65 tahun Riwayat keluarga penyakit ginjal Preeklamsia ( tekanan darah tinggi dan proteinuria pada kehamilan ) Gejala Albuminuria Albuminuria tidak memiliki tanda-tanda atau gejala pada tahap awal. Banyaknya protein dalam urin dapat ditandai dengan urin yang berbusa. Disamping itu, karena protein telah meninggalkan tubuh, darah tidak bisa lagi menyerap cukup cairan, sehingga dapat terjadi pembengkakan di tangan, kaki, perut, atau wajah. Pembengkakan ini disebut edema. Ini adalah tanda-tanda hilangnya protein (proteinuria) dalam jumlah besar dan menunjukkan bahwa penyakit ginjal telah berkembang. Protein yang berada dalam aliran darah juga melakukan sejumlah fungsi penting seperti melindungi tubuh dari infeksi, membantu pembekuan darah, dan menjaga keseimbangan cairan di seluruh tubuh. Bagaimana mekanisme terjadinya albuminuria? Saat darah melewati ginjal yang sehat, maka ginjal akan menyaring produk limbah dan zat-zat sisa yang tidak dibutuhkan oleh tubuh lalu membuangnya melalui urin. Sedangkan albumin dan protein lain merupakan zat yang masih diperlukan oleh tubuh sehingga tidak dikeluarkan. Namun, ketika ginjal mengalami kerusakan dalam menyaring, maka protein dari darah dapat bocor ke dalam urin. Jika proteinuria tidak terkontrol, peningkatan jumlah protein dalam urin dapat menyebabkan kerusakan ginjal menjadi lebih berat. Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan gagal ginjal. Penyebab Albuminuria Dua faktor risiko yang paling umum yang dapat menyebabkan albuminuria adalah sebagai berikut: Diabetes Tekanan darah tinggi (hipertensi) Keduanya dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal, sehingga menyebabkan albuminuria atau proteinuria. Contoh penyebab albuminuria selain darah tinggi dan diabetes meliputi: Obat-obatan Trauma atau cedera Racun Infeksi Gangguan sistem kekebalan tubuh Peningkatan produksi protein di dalam tubuh dapat menyebabkan proteinuria. Contoh termasuk multiple myeloma dan amiloidosis . Faktor risiko lainnya termasuk: Kegemukan Usia di atas 65 tahun Riwayat keluarga penyakit ginjal Preeklamsia ( tekanan darah tinggi dan proteinuria pada kehamilan ) Gejala Albuminuria Albuminuria tidak memiliki tanda-tanda atau gejala pada tahap awal. Banyaknya protein dalam urin dapat ditandai dengan urin yang berbusa. Disamping itu, karena protein telah meninggalkan tubuh, darah tidak bisa lagi menyerap cukup cairan, sehingga dapat terjadi pembengkakan di tangan, kaki, perut, atau wajah. Pembengkakan ini disebut edema. Ini adalah tanda-tanda hilangnya protein (proteinuria) dalam jumlah besar dan menunjukkan bahwa penyakit ginjal telah berkembang. 
Sumber: Albuminuria - Mediskus

GANGGUAN BATU GINJAL

GANGGUAN GINJAL

Penyakit batu ginjal atau nefrolitiasis adalah suatu kondisi ketika material keras yang menyerupai batu terbentuk di dalam ginjal. Material tersebut berasal dari sisa zat-zat limbah di dalam darah yang disaring oleh ginjal yang kemudian mengendap dan mengkristal seiring waktu.
Pada sebagian besar kasus, penyakit batu ginjal dialami oleh orang-orang yang berusia 30-60 tahun. Diperkirakan 10 persen wanita dan 15 persen pria pernah mengalami kondisi ini selama hidup mereka.
Endapan batu di dalam ginjal bisa disebabkan oleh makanan atau masalah kesehatan lain yang mendasari. Berdasarkan jenisnya, batu ginjal dibagi menjadi empat, yaitu batu kalsium, batu asam urat, batu struvit, dan batu sistin.
batu ginjal-alodokter

Gejala batu ginjal

Gejala akibat batu ginjal biasanya tidak akan dirasakan penderitanya jika batu ginjal berukuran sangat kecil sehingga bisa keluar dari tubuh secara alami melalui ureter dengan mudah. Ureter adalah saluran yang menyambungkan ginjal dengan kandung kemih.
Gejala akibat batu ginjal baru bisa terasa jika batu berukuran lebih besar dari diameter saluran ureter. Batu yang besar akan bergesekan dengan lapisan dinding ureter sehingga menyebabkan iritasi dan bahkan luka. Oleh sebab itu, urine kadang bisa mengandung darah. Selain mengiritasi ureter, batu ginjal juga bisa tersangkut di dalam ureter atau uretra (saluran akhir pembuangan urine) sehingga terjadi akumulasi bakteri dan bisa menyebabkan pembengkakan akibat infeksi. Gejala batu ginjal yang bisa muncul apabila batu bergesekan dengan ureter di antaranya adalah nyeri pada pinggang, perut bagian bawah atau samping, dan selangkangan yang dapat disertai mual.
Sedangkan gejala yang bisa dirasakan jika penderita batu ginjal mengalami infeksi ginjal di antaranya urine tampak keruh dan berbau tidak sedap, badan lemas, menggigil, dan demam tinggi.

Penderita batu ginjal di Indonesia

Menurut data yang dihimpun Kementerian Kesehatan Indonesia (Kemenkes) pada tahun 2013, diperkirakan prevalensi penderita yang terdiagnosa batu ginjal untuk umur di atas 15 tahun adalah sebesar 0,6 persen dari total penduduk Indonesia. Lima provinsi yang menduduki posisi tertinggi masalah penyakit batu ginjal di antaranya adalah DI Yogyakarta, Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Tengah.

Diagnosis batu ginjal

Dalam mendiagnosis batu ginjal, biasanya pertama-tama dokter akan menanyakan pada pasien mengenai seputar gejala-gejala yang telah dialami. Dokter juga bisa menanyakan apakah pasien pernah menderita batu ginjal sebelumnya, memiliki riwayat keluarga berpenyakit sama, atau apakah pasien sering mengonsumsi makanan atau suplemen yang bisa memicu terbentuknya batu ginjal.
Setelah keterangan dikumpulkan, dokter biasanya akan melakukan sejumlah tes untuk memperkuat bukti. Tes-tes tersebut bisa berupa pemeriksaan urine, pemeriksaan darah, dan pemindaian (misalnya USG, rontgen, CT scan, dan intravenous urogram/IVU)

Pengobatan batu ginjal

Pengobatan penyakit batu ginjal yang dilakukan tergantung kepada ukuran dari batu. Jika batu ginjal masih tergolong kecil atau menengah, serta masih dapat melewati saluran kemih tanpa harus dilakukan operasi, dokter biasanya akan menyarankan pasien untuk minum air putih saja sesuai takaran yang disarankan. Dengan adanya aliran cairan secara terus-menerus, diharapkan batu ginjal dapat terdorong keluar dengan sendirinya. Apabila gejala yang dirasakan oleh pasien cukup mengganggu, biasanya dokter cukup meresepkan obat pereda rasa sakit, misalnya acetaminophenibuprofen atau obat anti radang non steroid.
Penanganan batu ginjal yang dengan prosedur khusus (misalnya dengan energi laser, ultrasound, atau operasi) biasanya baru akan diterapkan jika batu berukuran lebih besar sehingga menyumbat saluran kemih pasien.

Pencegahan batu ginjal

Cara mencegah batu ginjal sebenarnya cukup sederhana. Anda hanya perlu minum cukup air putih tiap hari dan membatasi konsumsi makanan, minuman, atau suplemen yang mengandung zat-zat yang berpotensi menyebabkan terbentuknya batu ginjal, seperti zat oksalat, suplemen kalsium, dan protein hewani.
Selain dengan minum cukup air dan membatasi asupan zat-zat tertentu, pencegahanbatu ginjal juga bisa dilakukan dengan mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter. Biasanya langkah ini dianjurkan untuk mencegah kambuh bagi mereka yang sebelumnya pernah menderita batu ginjal.